Metode Cantol Roudhoh mulai dikembangkan pada tahun 2000 oleh Ibu Erna Nurhasanah Kusnandar dan Bapak Yudi Kusnandar, S.Si. Selama tiga tahun metode ini diterapkan kepada anak-anak pra sekolah, baik dalam bentuk privat maupun klasikal di kelas. Selama masa tersebut anak-anak dapat membaca dengan lancar rata-rata 20-30 kali pertemuan atau 20-30 jam.

Selama waktu itu metode ini mengalami penyempurnaan dengan dibuatnya alat peraga dan lagu sebagai media untuk mempermudah anak memahami apa yang diberikan. Dan akhirnya untuk membantu anak di rumah, dibuat media lain yang mempermudah dalam bentuk media visual yaitu VCD. Saat ini metode membaca Cantol telah diterapkan di beberapa TK dan RA dalam bentuk klasikal di kelas.

Metode Cantol adalah salah satu tekhnik menghapal yang dikembangkan dalam “Quantum Learning”. Dalam penerapanya metoda ini bersosialisasi dalam persamaan bunyi dan bentuk visual. Sebagai contoh salah satu teknik menghapal dengan metode Cantol adalah ketika di SMA, ada suatu pelajaran dari ilmu kimia tentang menghapal unsur kimia, di antaranya menghapal unsur golongan VII A yang terdiri dari unsur Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon dan Rn. Untuk memudahkan menghapal dibuatlah kalimat, yaitu: hehoh negara argentina karena xenat runtuh. Dengan mudah dapat menghapal nama-nama unsur kimia tiap golongan.

Itu adalah salah satu metoda menghapal yang efektif untuk mengingat daftar. Dalam mengajarkan membaca teknik-teknik tersebut sangat diperlukan untuk mempermudah anak dalam mengingat simbol-simbol huruf. Metode yang cocok untuk memudahkan anak mengingat kembali simbol-simbol huruf adalah Metode Cantol. Pengenalan membaca yang efektif adalah mengenalkan seluruh bunyi suku kata dasar yang menjadi pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Dan tahap selanjutnya adalah “kata” yang dikenalkan kepada anak.

Ada 100 suku kata yang digunakan menjadi pembentuk kata dalam Bahasa Indonesia. 100 kata ini dapat lebih disederhanakan lagi menjadi 20 kelompok yang disebut Paket Satu. 20 kelompok itu adalah:

  • Kelompok 1 : ba, bi, bu, be, bo.
  • Kelompok 2 : ca, ci, cu, ce, co. ….. sampai dengan …..
  • Kelompok 20 : za, zi, zu, ze, zo.

Suku kata xa, xi, xu, xe, xo, tidak dimasukan dalam paket ini, karena dalam Bahasa Indonesia jarang sekali ditemukan kata yang berbentuk dari suku kata tersebut. Di samping itu pada tahap sekolah dasar kata-kata yang ditemukan masih sederhana.

Marilah kita lihat daftar suku kata pada tiap kelompok:

  • ba ca da fa ga ………………………………. za
  • bi ci di fi gi ………………………………….. zi
  • bu cu du fu gu ……………………………… zu
  • be ce de fe ge ………………………………. ze
  • bo co do fo go ……………………………… zo

Dalam pengenalan suku kata, irama bunyi tiap kelompok sama yaitu: a, i, u, e, o. Apabila anak sudah dapat menangkap titian ingatan ini sama dengan kelompok-kelompok suku kata lainnya, maka ia sudah dapat menduga suku kata kelompok lain yang belum dikenalkan kepadanya. Apabila ia sudah dapat mengenal huruf dari a sampai z, maka ia dapat menebak dengan benar bunyi suku kata tersebut. Misalnya ia baru dikenalkan pada kelompok suku kata ga, gi, gu, ge, go. Apabila titian ingatan sudah dipahami, maka ia dapat mengetahui kelompok lainnya dari huruf yang ia kenal. Ia akan mengetahui bunyi kelompok ha, ja, dan selanjutnya. Jadi ia akan cepat sekali mengenal seluruh suku kata. Tetapi bagi anak yang belum mengetahui huruf perlu suatu kerangka pikiran yang dapat membantu untuk mengingatnya dengan mudah. Di sinilah metode Cantol sangat efektif dalam membantu kerangka pikiran anak bagi anak yang belum kenal huruf. Terlebih-lebih anak yang sudah mengenal huruf.

Bagaimana Metode Cantol ini dapat diterapkan dalam tehnik membaca?

Pada metode membaca ini anak diarahkan untuk terlebih dahulu menguasai titian ingatannya. Anak akan mengetahui bunyi kelompoknya, cukup apabila ia mengetahui bunyi awal kelompok suku kata tersebut, yaitu ba, ca, da, dan seterusnya. Untuk membantu anak sebagai sandaran dalam pola berfikir, maka suku awal diberi cantolan berupa nama-nama benda yang bunyi suku awalnya sama dengan bunyi suku awal tiap kelompok. Misalnya kelompok 1 cantolannya “baju”, kelompok 2 “cabe”, kelompok 3 “dadu” dan seterusnya. Nama benda-benda yang diijadikan cantolan diusahakan dikenal anak. Cantolan diterapkan dalam bentuk kartu-kartu yang dijadikan sebagai alat peraga. Misalnya kelompok 1 kartu bergambar baju, kelompok 2 kartu bergambar cabe dan seterusnya.

Marilah kita lihat sebuah cantolan kelompok 1 yaitu “baju”. Pada penerapannya, anak dikenalkan mengenai “baju” itu sendiri, anak ditekankan pada bunyi suku kata awal yaitu “ba”. Begitupun untuk cantolan cabe yaitu ca dan cantolan lainya. Apabila anak sudah memahami titian ingatan tiap kelompok, maka dengan sendirinya ia akan mengenal tiap kelompok suku kata melalui cantolan ini. Untuk membantu anak menghapal cantolan dan kelompok suku katanya, maka diberi lagu yang disukai dan mudah diingat oleh anak dan ini memang terbukti sangat efektif. Anak-anak begitu kuat daya ingatnya terhadap metoda cantol ini. Dalam metoda cantol ini anak-anak cukup mengenal dan mengingat ke-21 nama cantolan, maka ia dengan mudah dapat membaca dengan lancar. Ke-21 cantolan tersebut merupakan sesuatu yang dikenal anak, seperti cabe, dadu, gajah. Untuk kelompok qa, ya, dan za nama cantolan diasosiasikan dengan nama orang. Kelompak qa diasosiasikan dengan nama “qanjim” seorang bayi yang sedang menangis, kelompok ya dangan nama laki-laki “yana” yang sedang terkejut, kelompok za dengan anak wanita “zahra” yang sedang tertawa.

(sumber: Lancar Membaca dalam 20 Jam, canthol.blogspot.com)